Advertisement
Advertisement

Setiap pemasar tentunya harus membuat sebuah perencanaan yang matang untuk konten yang mereka sajikan. Gunanya agar pesan promosi brand bisa ditangkap dengan baik oleh para target audiens, dan juga akan memudahkan para marketers dalam menentukan strategi yang tepat sehingga konten yang disajikan bisa cocok dengan masyarakat dan meraih obyektif dari brand.

Selain itu, Tom Duncan dalam bukunya yang berjudul Principles of Advertising & IMC, juga mengutarakan kalau perencanaan media merupakan suatu proses untuk menentukan biaya paling efektif untuk mencapai tujuan media. Dan salah satu langkah dalam perencanaan media yang akan memudahkan strategi pemasaran ini adalah dengan menerapkan metode media scheduling.

Apa itu media scheduling? Metode ini merupakan penerapan pola waktu yang ditentukan oleh para marketers dalam memutuskan advertising atau promosi mana yang akan mereka jalankan.

Penjadwalan ini juga berguna untuk membantu marketers dalam mengisi agenda penayangan konten sehingga pesan yang disampaikan bisa mencapai para target audiens dengan cara terbaik dan pada waktu yang paling tepat.

Ada 3 model media scheduling yang kerap digunakan pemasar. Dan berikut di antaranya.

Sumber Gambar: http://armaniads.com

Continuity

Model pertama ini menjadi opsi yang baik untuk digunakan brand yang produk atau jasanya bisa dipakai pelanggan kapan saja dan tidak memiliki ketergantungan pada musim tertentu.

Model penjadwalan ini biasanya dilakukan dalam interval waktu yang tetap atau tidak terputus dan hanya memiliki periode waktu untuk tidak menayangkan konten yang sedikit. Contohnya, kita bisa menayangkan konten iklan setiap minggu selama 12 bulan dan mungkin hanya berhenti sekali pada satu minggu di bulan keenam, lalu lanjut lagi pada minggu-minggu selanjutnya.

Manfaat dalam menjalankan model scheduling continuity ini adalah:

  • Calon konsumen akan terus mengingat konten yang disajikan oleh brand sehingga produk dari brand terkait dapat menjadi top of mind di antara mereka.
  • Model ini membuat konten iklan yang disajikan brand dapat meng-cover pada setiap siklus pembelian konsumen.
  • Dana yang dikeluarkan oleh brand menjadi lebih efiien karena mendapat diskon media yang lebih besar.

Flighting

Model scheduling ini juga dikenal dengan nama bursting dan cocok untuk digunakan oleh brand yang memiliki kategori produk musiman. Model ini memiliki jadwal penayangan konten yang tidak reguler atau berselang. Misalnya, sebuah brand payung atau jas hujan, mereka bisa gencar menayangkan konten pada bulan-bulan di mana curah hujan sedang tinggi, seperti di bulan Oktober dan Januari. Sementara pada bulan-bulan lain, brand terkait tidak menayangkan promosi sama sekali.

Manfaat dari Flighting ini adalah,

  • Pada periode waktu tertentu, marketers akan belanja media dan menyiarkan iklan dengan lebih gencar sehingga membuat konten tersebut dapat lebih terlihat dibanding konten-konten dari brand lain.
  • Mengeluarkan dana yang lebih sedikit karena iklan yang disajikan terkonsentrasi pada siklus pembelian tertentu saja.
  • Serangkaian konten yang ditayangkan terlihat seperti campaign yang berkelanjutan dan memiliki benang merah walaupun disiarkan melalui media yang berbeda.

Pulsing

Metode ini merupakan gabungan antara model flighting dan continuity di mana para pemasar tetap menayangkan konten pada jumlah yang sedikit pada periode waktu yang reguler, namun mengalami peningkatan frekuensi iklan secara signifikan ketika masuk pada periode puncak penjualan. Sebagai contoh, produk deodoran dapat diiklankan sepanjang tahun, tetapi ketika musim panas tiba, karena semakin banyak orang yang menggunakan, brand pun bisa menaikkan jumlah konten promosi sehingga tingkat penjualan produk dapat meningkat.

Manfaat dari metode pulsing ini antara lain,

  • Pemasar bisa melingkupi situasi pasar yang berbeda dan menggaet target pasar yang lebih luas.
  • Model ini juga memberi peluang pemasar untuk mendapatkan berbagai keuntungan dari model continuity dan flighting.

source : getcraft.com