Advertisement
Advertisement

Sudah beberapa tahun saya berkecimpung di sosial media, pandangan mengenai followers berubah seiring berkembangnya sosial media pula. Banyak kasus klien saya yang sudah saya beri analytics report lengkap dengan metriks-metriks detail lainnya, tetapi yang dilihat hanya followersnya saja.

Dahulu, mungkin sistem yang diutamakan dari sosial media adalah followers. Orang hanya akan menerima konten dari akun yang ia follow saja. Namun kini semua berubah, Youtube dengan beranda dan suggested video yang mengutamakan interest ketimbang akun yang di-subscribe, Instagram dengan fitur explore-nya bahkan ada wacana postingan yang tidak kita follow pun bisa muncul di beranda utama, lalu Tiktok dengan For You Page-nya.

Fitur-fitur yang saya sebutkan tadi tidak memerlukan orang untuk follow agar bis amengikuti konten kita. Mengutip dari Hubspot, dalam sosial media, followers hanya sebagai Vanity Metrics saja.

Apa itu Vanity Metrics? Vanity Metrics adalah pengukuran secara permukaan. Mungkin saya pakai analogi saja supaya lebih mudah memahami. Misal kita ingin mengetahui bersih atau tidak pencemaran di laut. Vanity Metrics adalah kita bisa mengecek di permukaan laut tersebut apakah banyak sampah mengambang atau tidak. Sedangkan mengetahui pencemaran sebuah laut harus menyelami bagian dalamnya bukan?

Bisa saja dalam sebuah kasus kita menemukan beberapa sampah di permukaan, tapi di bagian dalam laut tersebut baik-baik saja, terumbu karangnya masih sehat dan asri. Atau sebaliknya, tampak dari permukaan tidak ada sampah atau plastik bertebaran, namun ketika menyelami bawahnya begitu kotor.

Sama dengan kasus sosial media. Bisa saja secara sekilas kita melihat ternyata followersnya naik cepat tapi setelah dilihat lebih dalam tingkat interaksinya sangat kurang. Atau sebaliknya, kita melihat pertumbuhan followersnya stuck, tapi tingkat interaksinya sangat bagus.

Jadi kembali lagi ke pertanyaan awal, apakah followers sosial media itu penting? Seiring berkembangnya fitur-fitur sosial media yang saya sebutkan di atas, menurut saya sudah tidak terlalu penting. Artinya bukan tidak penting sama sekali, masih bisa digunakan sebagian ‘screening’ awal untuk menilai performa sebauh akun di sosial media.

source : https://www.linkedin.com/in/keanshihab